Wednesday, April 9, 2014

Istilah Dasar Fotografi




Sebaiknya dalam belajar ilmu fotografi kita harus mengetahui beberapa istilah agar dalam penerapan praktek tidak salah kaprah dan terkesan alas jepret. Berikut beberapa istilah dasar dalam fotografi yang wajib dipahami.

Diafragma/Bukaan/Aperture

Biasa disebut juga dengan bukaan lensa, ini berfungsi untuk menangkap intensitas cahaya yang masuk kedalam kamera. Intinya semakin besar bukaan lensa akan semakin besar menangkap cahaya, hal ini berpengaruh pada ruang tajam gambar (DOF) atau biasa disebut dengan Depth Of Field.

Speed

Dari namanya sudah jelas berhubungan dengan kecepatan, speed adalah kecepatan kamera dalam menangkap sebuah gambar. Speed ini bisa dirubah sesuai keinginan dan kebutuhan objek yang akan kita foto. Semakin cepat pengaturan speed semakin beku gambar tersebut dan semakin lambat speed akan membutuhkan stabilizer agar gambar tidak shake.


Depth Of Field (DOF)

Adalah ruang tajam pada gambar atau foto, pembagian gambar yang focus atau blur. DOF ini ditentukan oleh oleh diafragma/bukaan pada lensa. Tentunya semakin besar diafragma akan semakin sempit pula ruang tajam yang didapat.

ISO

Tingkat sensitifitas cahaya tergantung pada ISO. Semakin besar angka pada ISO akan semakin sensitive dalam menangkap cahaya, namun efeknya akan timbul noise pada foto yang dihasilkan.

Mode Dial

Dalam setiap kamera pasti memilik mode dial baik itu dalam bentuk tombol maupun panel putar. Biasanya yang nampak ada 5 macam mode dial yaitu :
  • Auto adalah pengaturan paling mudah dalam kamera, karena semua sudah diatur dan deprogram secara otomatis, pemakai kamare tinggal pencet shutter langsung jadi foto.
  • Aperture Priority, kecepatan akan diatur secara otomatis kemudian untuk diafragma/bukaan kita atur sendiri sesuai kebutuhan
  • Speed Priority, system ini merupakan kebalikan dari Aperture Priority
  • Program, semua telah diatur oleh kamera.
  • Manual, dengan mode manual kita dapat bereksperimen mulai dari pengaturan WB, Speed dan sebagainya.


Cara Cek / Mengetahui SHUTTER COUNT pada Canon


Cara Cek / Mengetahui SHUTTER COUNT pada Canon


Shutter count adalah jumlah total berapa kali shutter dikamera anda telah di pencet sehingga menghasilkan satu foto. Buat apa kita tahu jumlah shutter count kamera? Oke, beberapa keuntungan kita mengetahui shutter count kamera:
  • ·    Kita tahu kira-kira sampai kapan kamera kita masih bisa berkerja dengan baik.Shutter count kamera sama halnya dengan hitungan berapa kilometer mobil/motor anda telah berjalan. Kerja mekanis kamera, seperti barang lainya, juga memiliki keterbatasan usia, sehingga ketika mencapai shutter count tertentu besar kemungkinan mekanisme fungsi kerja kamera akan terganggu (rusak). Sekedar tambahan singkat: saat kita memencet shutter, maka beberapa fungsi mekanis akan bekerja didalam kamera sampai kamera bisa menghasilkan foto. Fungsi mekanis ini tersusun atas beberapa komponen yang cukup ringkih dan tentunya memiliki batasan umur pakai. Standar kamera SLR yang baik adalah mencapai shutter count sekitar 100 ribu, jadi secara total kita bisa menghasilkan 100 ribu foto dari satu kamera SLR tanpa kamera mengalami kerusakan mekanis. Bahkan beberapa kamera kelas atas meng-klaim bisa mencapai 200 ribu shutter count tanpa mengalami kerusakan mekanis.
  • ·    Sangat berguna saat kita akan membeli kamera bekas. Membeli kamera bekas adalah tindakan beresiko (makanya harganya jauh lebih murah), namun dengan mengetahui jumlah shutter count kamera yang akan kita beli, paling tidak kita telah meminimalkan resiko karena kita jadi memiliki ancang-ancang sampai kapankah kamera bekas yang akan dibeli bisa bekerja dengan baik, sehingga saat kita bisa menawar harga kamera bekas dengan lebih teliti.

Cara Mengetahuinya sangat mudah anda tingal download link di bawah ini dan ikuti petunjuknya..





[Tips] Memilih dan Membeli Kamera DSLR


[Tips] Memilih dan Membeli Kamera DSLR






Memilih dan membeli kamera digital SLR (DSLR) merupakan hal yang gampang2 susah, apalagi untuk pemula yang berkantong pas2n seperti saya. Untuk anda yang berkantong tebal, anda tinggal memilih yang berharga mahal atau kelas high-end, karena di dunia fotografi, harga biasanya ga bo’ong, kalo mahal ya artinya emang bagus. Tapi untuk saya, Harganya yang bisa ngabisin jatah makan dua bulan, membuat saya berpikir keras untuk memilih salah satu penawaran dari produsen yang semuanya menggiurkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih dan membeli kamera digital SLR (DSLR) ini

1.Apa Kebutuhan Anda


Ada sangat banyak pilihan di pasaran dengan berbagai macam varian harga dan fitur. sebelum menentukan, pikirkan dulu tujuan anda membeli kamera digital SLR, fitur apa yang penting untuk anda. Anda ingin kesederhanaan sebuah kamera DSLR atau anda tipe fotografer yg ingin mengeksplorasi semua kelebihan yang ditawarkan sebuah kamera SLR.

Perhatikan Ukuran sensor CCD atau CMOS yang digunakan untuk menangkap image. Walaupun banyak sekali variasi ukuran, namun umumnya terbagi dalam 3 kategori, yaitu FullFrame, APS-C dan Four-Thirds. Bagi sebagian orang, ukuran sensor (megapiksel) tidak terlalu penting, yang lebih penting adalah masuk kategori mana sensor2 tersebut.

2.sensor2-a

Yang membedakan ketiga macam sensor tersebut adalah Crop Factor, gambar diatas menunjukkan bahwa semakin kecil ukuran sensor, semakin kecil area tangkap layarnya. pada hasil image, terlihat sperti menggunakan focal length (1.5x or 1.6x lebih panjang untuk APS-C, 2x untuk Four-Thirds).

Bagi sebagian pengguna DLSR pemula, crop factor bukan merupakan hal utama, tapi perlu dipertimbangkan jika anda ingin menggunakan DSLR sebagai pengganti kamera SLR lama anda, dan jika anda sudah memiliki koleksi lensa yang mahal2, ada baiknya anda mempertimbangkan untuk membeli DSLR Fullframe, karena jika tidak, gambar yg dihasilkan akan berbeda dengan SLR biasa.

Hal lain yg perlu diperhatikan memilih kamera digital SLR atau DSLR adalah antishake systems. karena gambar yang diambil pada pencahayaan kurang ataupun diambil dari jarak jauh akan rawan menjadi buram (blur) karena gerakan tangan atau kamera yg tidak disengaja. Image Stabilization ini dirancang untuk menghindari hal ini.

3.speed

Hal berikutnya yg harus diperhatikan dalam membeli kamera digital SLR atau DSLR adalah kecepatan. baik kecepatan fokus ataupun kecepatan memotret. kamera DSLR entry level pun memiliki kecepatan yg lebih baik daripada kamera saku high-end. Semakin mahal semakin meningkat pula kecepatannya. hal ini diperlukan apabila anda sering memotret objek bergerak misal mobil yg sedang melaju atau burung yang sedang terbang.

4.what

Yang tidak kalah penting adalah ukuran dan berat body kamera, anda yg terbiasa dengan kamera saku tentu akan kagok atau sedikit kesulitan jika langsung menggunakan DSLR Nikon D3 misalnya. sebaiknya dimulai dari yg berukuran compact semacam Nikon D60 atau Canon EOS 400D



Jenis Kamera Digital Pro (DSLR)



Canon EOS 1000D Digital SLR



Canon EOS 1000D Digital SLR

Setelah ditunggu sekian lama oleh para penggemar Canon maupun fotografi digital pada umumnya, akhirnya Canon meluncurkan Canon EOS 1000D Digital SLR atau Digital Rebel XS. Ditunggu sekian lama, karena sebelumnya Canon tidak memiliki jajaran kamera SLR digital kelas pemula dengan kisaran harga di bawah 6 juta rupiah. Bersamaan dengannya, hadir pula Canon Speedlite 430EX II yang merupakan penyempurnaan dari versi sebelumnya.

Canon EOS 1000D Digital SLR dilengkapi dengan sensor CMOS APS-C beresolusi 10.1 megapixel generasi terbaru, titik fokus sebanyak 7 lokasi, layar LCD 2.5 inci, pilihan format gambar RAW, ISO 100 - ISO 1600, dan fasilitas live view dengan kemampuan autofokus deteksi fasa. Selebihnya, EOS 1000D tetap mewarisi beberapa fasilitas terbaru dari Canon EOS 450D, diantaranya prosesor DIGIC III, sistem anti-debu pada sensor, kecepatan bidikan 3 gambar per detik, penggunaan jenis kartu memori SDHC, dan paket pembelian yang telah dilengkapi lensa EF-S 18-55mm f/3.5-5.6 IS beserta perangkat lunak Canon yang lengkap.

Camera baru Canon EOS 1000D Digital SLR ini berada diantara level Canon EOS 400D dan Canon EOS 450D, diatas Canon EOS 400D dan dibawah Canon EOS 450D. Camera baru ini diluncurkan dengan resolusi sama dengan 400D yaitu 10MP. Adapun fitur yang berbeda dengan EOS 400D adalah jenis kartu yang menggunakan SD serta telah adanya fitur live view seperti Canon EOS 450D dan Canon EOS 40D. Menurut info yang didapatkan kamera baru ini akan dijual dengan kisaran harga 5juta. Sebuah pilihan rentang harga yang menarik, sepertinya memang tidak ditujukan untuk melawan Nikon D80, tetapi lebih pada upaya Canon untuk menghambat perkembangan dan penjualan Entry Level DSLR terbaru dari Nikon, yaitu Nikon D60
.

Canon EOS 400D Digital SLR



Kamera Canon EOS 400D Digital SLR ini merupakan Digital SLR Canon entry level generasi ketiga, setelah Canon EOS 300D (2003) dan Canon EOS 350D (2005). Generasi terbaru ini menawarkan kelebihan dibanding seri sebelumnya, antara lain :

* 10 megapiksel CMOS sensor dengan improved microlens array, fill factor dan noise yang lebih rendah
* EOS integrated cleaning Sistem
* Anti-Static Coating pada permukaan Sensor
* Separate Low Pass filter dengan ultra-sonic vibration
* Software based dust mapping/removal
* 9 titik Auto Focus sensor ( sama dengan EOS 30D )
* Continous shooting burst hingga 27 jpeg dan 10 raw image
* Single large, bright 2.5″ LCD dengan sudut pandang 160 derajat
* Penyesuaian dan setting kamera pada monitor LCD
* Histogram tersedia untuk Brightness (luminance) atau RGB (red, green blue)
* 3 macam setting untuk long exposure noise reduction
* Auto rotation dengan 3 opsi ( not recorded, record don’t rotate, record and rotate )
* Lebih dari 9999 images per folder pada storage card

harga baru Canon EOS 400D Digital SLR + Kit Lensa 18-55mm sekitar 5 juta rupiah

Canon EOS 450D Digital SLR




Canon EOS 450D Digital SLR merupakan generasi keempat dari kasta entry level Canon DSLR, yaitu kamera DSLR berharga murah, setelah Canon EOS 300D, Canon EOS 350D dan Canon EOS 400D. secara fisik bentuk Canon EOS 450D Digital SLR nyaris sama dengan EOS 400D, dengan tepian yang lebih lembut dan ujung ujung yang lebih membulat.


Nikon D80 Digital SLR

Berikut ini spesifikasi dan fitur2 utama Nikon D80 Digital SLR (diambil dari sini)

* 10.2 megapixel DX format CCD (1.5x FOV crop)
* Image processing engine (sama dengan Nikon D200 / D2X)
* 3D Color Matrix Metering II, 420 pixel sensor (sama dengan Nikon D50)
* 11-titik AutoFokus (versi baru Multi-CAM 1000, sama dengan D200)
* Custom Auto ISO ( fleksibel maximum ISO, minimum shutter speed)
* High ISO yang konfigurable and long exposure noise reduction
* Mechanical only shutter (maximum 1/4000 sec, flash sync to 1/200 sec)
* Quoted 80 ms shutter lag (short viewfinder blackout; 160 ms)
* Pentaprism viewfinder yang lebih besar dan lebih cerah (pembesaran 0.94x )
* Support SD-HC (SD card sampai dengan kapasitas 2 GB )


Nikon D60 Digital SLR

* 10,2 MP dengan DX-format CCD imaging sensor, ditambah fitur EXPEED image processing
* Lens Kit AF-S DX NIKKOR 18-55mm f/3.5-5.6G VR (Vibration Reduction) Image Stabilization Lens. Lensa kit ini lumayan bisa membawa nama besar lensa2 nikon terkenal tajam dan kaya warna. apalagi ditambah dengan autofokus khas nikon dan Vibration Reduction, sebuah teknologi image stabilization, gambar yang dihasilkan akan bisa semaikin tajam, bebas dari blur akibat dari goncangan2 karena tangan yg bergerak ketika memegang kamera
* Continous shot dengan kecepatan 3 fps (frame per second)
* Active Dust Reduction Control dengan Airflow Control
* 8 macem autoshot mode, yaitu Auto, Auto Flash-OFF, Portrait, Landscape, Child, Sports, Close Up and Night Portrait.


Jenis Kamera Digital Pro (DSLR)

Canon EOS 50D Digital SLR






Tepat setahun setelah peluncuran kamera SLR kelas menengah Canon yaitu Canon EOS 40D Digital SLR, raksasa Jepang itu meluncurkan penerusnya, atau bisa dibilang adiknya yaitu Canon EOS 50D Digital SLR. Kamera ini ditujukan bagi mereka yang menginginkan kamera DSLR Canon yang terbaik di kelas consumer DSLR atau kamera yang menggunakan sensor berukuran APS-C, yang menggunakan crop factor 1,6. harga Canon EOS 50D Digital SLR ini kurang lebih 15 juta rupiah, sebuah pilihan harga yg menarik, karena pada rentang harga segitu Nikon juga menyiapkan andalan barunya, yaitu Nikon D90

Canon EOS 50D Digital SLR hampir tidak terlalu banyak merubah atau menyempurnakan spesifikasi pendahulunya yang memang sudah bagus. Perubahan paling mendasar, selain resolusi 15 MP, adalah penggunaan image processor engine Digic 4, ISO 3200 (sebelumnya 1600), layar LCD 3 inci resolusi tinggi, contrast detect live-view (sebelumnya hanya ada phase detect), dan sedikit lebih lambat dalam continuous shooting (6,3 fps dibanding 6,5 fps). Bahkan dari segi desain bodi pun 50D ini hampir serupa dengan 40D, baik tampak depan maupun belakang. Sebagai lensa kitnya, Canon memperkenalkan lensa baru EF-S 18-200mm f/3.5-5.6 IS.

Fitur dan spesifikasi andalan Canon EOS 50D Digital SLR yang berharga 15 juta-an ini antara lain

15.1 Megapixel CMOS sensor

Canon EOS 50D Digital SLR memiliki sensor baru 15,1 megapixel berukuran APS-C yang mampu menghasilkan gambar hingga berukuran 4752×3168 piksel. Sensor ini didesain untuk bekerjasama dengan lensa2 Canon EF dan EF-S dengan crop factor 1,6x

DIGIC 4 Image Processor

Image prosesor pada Canon EOS 50D Digital SLR ini merupakan teknologi terbaru Canon yang bisa menghasilkan gambar lebih jernih dan memberikan detail lebih baik daripada pendahulunya, yaitu digic III image processor

Layar LCD 3.0′

Canon EOS 50D Digital SLR dilengkapi dengan layar LCD layar besar 3,0″ beresolusi tinggi dengan 920,000 (dots/VGA), yang sangat jernih, dengan sudut pandang vertikal dan horizontal 160 derajat

Autofokus 9 titik

Canon EOS 50D Digital SLR memiliki 9 titik autofokus area lebar dengan shutter/f-stop f/5.6 atau lebih cepat. Hal ini memungkinkan kamera ini menemukan fokus lebih cepat dan lebih akurat pada situasi pencahayaan yang minim.

Self Cleaning Sensor Unit

Kunci untuk meminimalkan gangguan debu adalah mencegahnya masuk ke permukaan sersor image, untuk mengatasi hal ini, Canon EOS 50D Digital SLR memiliki mekanisme self clening sensor unit. Sebuah low-pass filter secara otomatis mengocok/menggetarkan debu2 itu dengan getaran ultrasonic

High-Definition Output

inilah fitur Canon EOS 50D Digital SLR yang sama sekali baru dari jajaran DSLR Canon, yaitu sebuah output HDMI (High Definition Multimedia Interface) untuk mendisplay hasil jepretan pada High Definition TV

Nikon D90 Digital SLR






* 12.3 megapixel DX-format CMOS imaging sensor: Berpasangan dengan teknolongi EXPEED image processing khas Nikon dan lensa2 NIKKOR, Ketajaman gambar yang memukau adalah sebuah jaminan.
* Continuous shooting 4.5 fps: Dikombinasikan dengan kecepatan power up 0.15ms dan shooting lag sebesar 65ms, anda tidak akan ketinggalan momen2 dramatis.
* D Movie Mode Cinematic 24fps HD with sound: Rekam gambar bergerak (movie) dengan kualitas istimewa sampai dengan resolusi 720p HD (1280 x 720 pixels) dalam format Motion JPEG.
* Low noise ISO sensitivity from 200 to 3200: meminimalisir noise walaupun menggunakan seting ISO tinggi sampai dengan 3200
* 3 inch super density 920,000 dot color LCD monitor: Layar besar beresolusi tinggi, dengan sudut pandang lebar 170 derajat. menjamin kemudahan navigasi, kenyamanan untuk mereview gambar dan memutar gambar bergerak.
* Built-in image sensor cleaning: Ultrasonic sensor cleaning mencegah penurunan kualitas gambar akibat partikel2 debu yg mengotori sensor optical.
* 11-point AF system with Face Priority: autofokus 11 titik yang selalu konsisten untuk bekerja cepat dan akurat serta konsisten.
* One-button Live View: Fitur Live View yang udah digunakan untuk mengaktifkan akses pada 3 macam fokus pengenalan contrast termasuk Face Priority AF.
* Nikon 3D Color Matrix Metering II with Scene Recognition System: 420-pixel RGB 3D Color Matrix Metering II khas nikon, dilengkapi dengan Scene Recognition System,
* Comprehensive exposure control: Lima macam scene modes plus Program Auto, Shutter Priority, Aperture Priority dan Kontrol Manual.
* Auto Active D-Lighting: dapat dipilih manual dan otomatis,
* In-Camera Image Editing: Fitur image editing yang terintegrasi pada body kamera, menyajikan Fisheye effect, Straighten and Distortion Control seperti D-Lighting, Red-eye Reduction, Image Overlay, Monochrome dan lain2.
* GPS geo-tagging: GP-1 GPS unit (optional) menyajikan automatic real-time geo-tagging.

Nikon D700 Digital SLR



* 12.1 megapixel full-frame sensor (8.45µm pixel pitch)
* ImageSensor Cleaning (vibration) *
* ISO 200 - 6400 (with boost up to ISO 25600 and down to ISO 100)
* Also supports DX lenses, viewfinder automatically masks (5.1 megapixels with DX lens)
* 14-bit A/D conversion, 12 channel readout
* Same ultra-fast startup and shutter lag as D3
* Nikon EXPEED image processor (Capture NX processing and NR algorithms, lower power)
* New Kevlar / carbon fibre composite shutter with 150,000 exposure durability *
* Multi-CAM3500FX Auto Focus sensor (51-point, 15 cross-type, more vertical coverage)
* Auto-focus tracking by color (using information from 1005-pixel AE sensor)
* 95% coverage, 0.72x magnification viewfinder *
* Auto-focus calibration (fine-tuning), fixed body or up to 20 separate lens settings
* Scene Recognition System (uses AE sensor, AF sensor)
* Picture Control image parameter presets


Pengetahuan Sebelum Membeli DSLR


Pengetahuan Sebelum Membeli DSLR


Single-lens reflex (SLR) camera) adalah kamera yang menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas cahaya menuju ke dua tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder, sehingga memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti hasil fotonya.




kamera DSLR bagaimanapun juga adalah kamera yang ditujukan untuk penggunaan tingkat lanjut dan ada beberapa aspek yang berbeda dengan kamera biasa baik dari segi pemakaian maupun perawatannya. Inilah beberapa fakta yang perlu anda ketahui sebelum memutuskan untuk membeli kamera DSLR :


Membeli DSLR adalah membeli sebuah system



Saat begitu banyak pilihan merk di pasaran, faktanya DSLR adalah sebuah sistem fotografi yang umumnya memerlukan beberapa perangkat dengan merk yang sama, yaitu bodi kamera, lensa, lampu kilat dan asesori. Faktanya pula, harga lensa bisa jauh lebih mahal daripada kamera, sehingga saat memutuskan akan membeli kamera DSLR camkan bahwa kamera yang akan dibeli ini adalah sebuah awal dari perburuan panjang akan sebuah sistem fotografi yang menyeluruh.

DSLR punya banyak pilihan lensa




Jenis-Jenis lensa


1.LENSA FIX




kegunaan lensa ini adlah untuk mengambil gambar close up.

2. Lensa Fish Eye




kalo pake ni lensa hasilnya bakalan cekung tanpa harus disotoshop.


3. Lensa Mikro/Makro




digunakan untuk object yg kecil.

4. Lensa Tele




Biasanya digunakan oleh paparazi,untuk potretan jarak jauh.

5. Lensa wide




untuk mempotret pemandangan...

diatas udah ane sebutin jenis2 lensa.
lanjut lagi ye .

DSLR memakai cermin dan jendela bidik optic







Ciri utama DSLR (selain lensanya yang bisa dilepas) adalah adanya cermin yang bisa turun naik. Saat posisi cermin turun, gambar dari lensa akan dipantulkan ke arah jendela bidik optik sehingga kita bisa melihat bidang gambar yang masuk melalui lensa. Saat gambar diambil, cermin akan terangkat sesaat memungkinkan cahaya memasuki sensor (dan jendela bidik akan gelap sesaat). Meski DSLR modern kini mulai menawarkan live view, namun umumnya kamera DSLR mengandalkan jendela bidik sebagai satu-satunya cara untuk melihat foto yang akan diambil. Saat pemakai kamera saku sudah terlanjur terbiasa melihat gambar yang akan diambil melalui layar LCD, mungkin pada awalnya akan merasa aneh saat pertama beralih ke DSLR kerena harus mengintip lubang kecil yang bernama jendela bidik optik.

DSLR memiliki sensor yang besar dan ada crop factor






Perbandingan ukuran sensor
 

Rahasia di balik kualitas gambar kamera DSLR terletak pada sensornya yang berukuran lebih besar dari kamera saku. Perhatikan kalau faktanya ukuran sensor pada DSLR itu beragam, ada yang disebut ukuran full-frame (36 x 24mm), ada yg berukuran 29 x 19mm (APS-H), ada yang berukuran 24 x 16mm (APS-C), dan yang terkecil ada yang berukuran 18 x 13.5mm (four thirds). Perbedaan ukuran ini tampak membingungkan, ditambah lagi adanya konsekuensi dari ukuran sensor yang berdampak pada adanya crop-factor pada lensa yang dipakai. Maksudnya, panjang fokal lensa yang dipakai bisa memberikan fokal efektif yang berbeda-beda tergantung jenis sensornya. Singkatnya, sensor full frame tidak mengalami crop factor, sensor APS-H punya 1.3x, APS-C 1.5x (Nikon, Pentax) atau 1.6x (Canon) dan Four Thirds 2x.

DSLR juga memiliki pilihan resolusi/megapiksel



Kemampuan kamera digital dalam menangkap gambar ditentukan dari resolusi yang dibentuk oleh sejumlah titik atau piksel pada sensor, jadi entah itu kamera ponsel atau kamera DSLR memang faktanya punya resolusi yang dinyatakan dalam satuan mega piksel. Apabila anda masih percaya kalau mega piksel yang lebih besar adalah lebih baik, coba pikirkan kembali. Sebuah DSLR dengan 6 MP memang punya resolusi yang kalah tinggi bila dibanding kamera saku modern yang punya resolusi 14 MP. Tapi soal kualitas hasil foto, ceritanya jadi berbeda. Faktanya, DSLR dengan 6 atau 10 MP sudah amat baik bahkan untuk keperluan fotografi profesional sekalipun dan pilihan DSLR dengan resolusi lebih tinggi (12, 14 hingga 24 MP) lebih ditujukan bagi mereka yang sering melakukan cropping gambar.

DSLR memiliki ‘jeroan’ yang rumit dan presisi




Modul light meter




Ibarat sebuah mesin, kamera DSLR memiliki banyak komponen di dalamnya. Salah satu komponen utama dalam kamera adalah modul auto fokus. Kelas dan harga sebuah kamera DSLR salah satunya ditentukan dari jenis modul AF dan jumlah titik AFnya. Modul AF pada DSLR bekerja berdasar phase-detect sehingga akurasi dan kecepatannya jauh mengalahkan sistem AF pada kamera biasa. Belum lagi terdapat beberapa titik AF yang bisa dipilih secara manual atau auto sehingga menghindarkan kita dari kesalahan pemilihan fokus. Selain modul AF, modul lain yang tak kalah pentingnya adalah alat ukur cahaya atau light meter, yang bertugas mengukur dan menganalisa pencahayaan yang masuk melalui lensa dan menentukan berapa eksposure yang tepat. Kesalahan pengukuran cahaya menyebabkan foto jadi terlalu terang atau terlalu gelap. DSLR kelas atas memiliki modul metering yang lebih presisi dengan banyak titik sensor sehingga amat jarang tertipu (oleh cahaya), sementara DSLR ekonomis punya modul metering yang lebih sederhana. Bandingkan dengan kamera saku yang tidak memiliki modul khusus seperti ini, dia hanya mengandalkan algoritma prosesor kamera untuk mencari fokus dan mengukur eksposure secara otomatis.

DSLR bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan



Senang modifikasi mobil atau motor? Kalau begitu kira-kira DSLR pun hampir sama. Bila anda perlu focusing screen khusus, tinggal ganti. Kalau perlu magnifier eyecup, tinggal pasang. Kalau mau menambah daya baterai, pasang vertical / battery grip. Mungkin suatu saat nanti DSLR pun bisa gonta-ganti casing layaknya ponsel

DSLR punya kinerja tinggi dan buffer besar



Faktanya kinerja DSLR itu cepat. Auto fokus cepat, shutter lag yang cepat, memproses file JPEG cepat hingga menulis file ke memori juga cepat.

DSLR juga perlu lampu kilat



Dengan kemampuan ISO tinggi yang relatif bersih dari noise dan didukung oleh lensa bukaan besar, tampaknya seakan-akan kamera DSLR tidak terlalu perlu lampu kilat. Padahal faktanya, cahaya adalah faktor penting dalam fotografi, dan saat cahaya mulai tidak mencukupi, sumber cahaya tambahan paling mudah didapat adalah dari lampu kilat. Saat lampu kilat internal punya banyak keterbatasan, adanya flash hot shoe pada DSLR bisa dimanfaatkan dengan memasang lampu kilat eksternal. Beberapa DSLR bahkan memiliki fitur wireless-flash untuk kreatifitas ekstra seperti untuk foto makro. Untuk pencahayaan yang lebih lembut bisa menambah diffuser pada lampu kilat. Untuk menghindari cahaya langsung ke objek foto, lampu kilat bisa diarahkan atau dipantulkan ke langit-langit (bouncing).

DSLR sensitif terhadap debu, perlu perawatan ekstra



Ingat kalau lensa pada DSLR bisa dilepas. Resiko dari melepas lensa adalah adanya resiko masuknya debu ke dalam kamera, yang artinya debu itu bisa jadi menempel di sensor. Faktanya debu yang melekat ini akan nampak di hasil foto, apalagi bila memakai bukaan diafragma kecil. Untuk menghilangkan debu, gunakan peniup debu khusus yang dijual di toko kamera. DSLR modern sudah dilengkapi dengan sistem anti-debu, meski menurut saya tetap lebih efektif memakai peniup debu khusus. Perhatikan kalau debu juga bisa menempel di cermin, dan debu pada cermin ini meski tampak di jendela bidik tetapi tidak mengganggu hasil foto nantinya. Untuk mengenali kiat-kiat membersihkan kamera bisa baca di sini.

DSLR punya usia shutter tertentu







Satu lagi fakta yang kurang mengenakkan. Setiap jepretan pada kamera DSLR akan tercatat, dinyatakan dalam istilah shutter count. Betul kalau tiap kamera punya shutter yang suatu ketika akan rusak, namun pada DSLR sudah ada estimasi dan pengetesan pabrik akan berapa ‘harapan hidup’ dari shutter unit sebelum akhirnya menjadi rusak atau bermasalah. DSLR ekonomis telah teruji hingga 50 ribu kali jepret, dan DSLR kelas atas sanggup lolos uji hingga diatas 100 ribu kali jepret tanpa masalah. Jadi belajar fotografi memakai DSLR di satu sisi amat tepat karena kameranya memang mendukung untuk belajar, tapi di sisi lain juga jangan sampai terlalu lama belajar, bisa-bisa saat anda sudah mahir justru shutter unitnya akhirnya rusak. Penggantian shutter unit bisa dilakukan oleh agen resmi dengan biaya sekitar satu juta.

Kamera Pemula


Kamera yang diguanakan untuk kalangan pemula hendaknya cukup terjangkau dalam segi harga. DSLR untuk pemula akan lebih baik jika melihat pasar entry level. Bukan hanya biaya yang terjangkau oleh semua kalangan, fasilitas yang diberikan lebih oke sekalipun ada beberapa pengurangan. Hendaknya sebuah kamera bisa lebih cepat user friendly untuk pemula adalah kamera yang baik.
Membeli di kelas DSLR untuk pemula ( entry level ) hendaknya menyesuaikan sesuai budget yang ada. Ingat, tidak ada kamera yang paling baik. Setiap tahun, kamera terus berkembang dengan fitur yang lebih baru. Tapi, semua standard kamera didunia tentang kamera sama saja. Kunci dari fotografi kebanyakan adalah lensa. Body kamera akan menyusut nilai jualnya setelah dibeli, sedangkan lensa tidak turun harga dan jadi daya investasi tersendiri bagi beberapa kalangan. Jadi, kenali spesifikasi kamera yang ada dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan akan lebih nyaman dihati.

Saat ini akan ada beberapa review dari kamera yang cocok untuk pendatang baru di kelas fotografi. DSLR untuk pemula ini bisa dijadikan pertimbangan kalau mau. Dari segi fitur yang diberikan setiap manufaktur juga bagus. Untuk lebih jelasnya silahkan review kamera dibawah ini:

Spoilerfor Nikon D3000: 



1.Harga : +/- Rp4.500.000
2.10.75 MP DXformat sensor CCD
3.3 inchi LCD display monitor
4.Sensor shake and airflow ( image sensor cleaning)
5.11 AF point
6.ISO 100 sampai 1600
7.3 fps continuous shooting
8.Expeed image processing engine
9.Calendar view and 72 thumbnail
10.Extensive in-camera retouching



Teknik Dasar Foto Fotography untuk Pemula


Memahami DSLR dan teknik dasar foto untuk Pemula


Buat yang baru masuk dunia fotografi mungkin masih bingung dan awam dalam fotografi, berikut saya mau mencoba untuk menjelaskan dan memberi tutorial sederhana tentang dasar pemahaman kamera dan teknik dasar fotografi.

Mengenal fotografi dan kamera.

Fotografi:
Fotografi ( Photography ) berasal dari kata Foto ( Cahaya ) dan Graphia ( menulis / menggambar ), sehingga dapat diartikan bahwa fotografi adalah suatu teknik menggambar dengan cahaya. Atas dasar tersebut, jelas bahwa cahaya sangat berperan penting dan menjadi sumber utama dalam memperoleh gambar.


Kamera SLR:
Kamera SLR ( Single Lens Reflex ) atau D-SLR ( Digital ) merupakan kamera dengan jendela bidik ( viewfinder ) yang memberikan gambar sesuai dengan sudut pandang lensa melalui pantulan cermin yang terletak di belakang lensa. Pada umumnya kamera biasa memiliki tampilan dari jendela bidik yang berbeda dengan sudut pandang lensa karena jendela bidik tidak berada segaris dengan sudut pandang lensa.

Seperti dibahas terdahulu, fotgrafi berkaitan erat dengan cahaya, maka kamera berfungsi untuk mengatur cahaya yang ditangkap image sensor ( sensor gambar pada kamera digital atau film pada kamera konvensional ). Untuk mengatur cahaya, terdapat 2 hal mendasar dalam kamera, yakni Shutter Speed ( Kecepatan Rana ) dan Aperture ( Diafragma ).
Spoilerfor Shutter Speed

Shutter speed atau kecepatan rana merupakan kecepatan terbukanya jendela kamera sehingga cahaya dapat masuk ke dalam image sensor. Satuan daripada shutter speed adalah detik, dan sangat tergantung dengan keadaan cahaya saat pemotretan. Semisal cahaya terang pada siang hari, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih cepat, semisal 1/500 detik. Sedangkan untuk malam hari yang cahayanya lebih sedikit, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih lama, semisal 1/5 detik. Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa foto pada malam hari cenderung buram, bahwa shutter speed yang lebih lambat memungkinkan pergerakan kamera akibat getaran tangan menjadikan cahaya bergeser sehingga foto menjadi buram / blur.
Foto dengan shutter speed cepat



Foto dengan shutter speed lambat



Aperture

Aperture atau diafragma merupakan istilah untuk bukaan lensa. Apabila diibaratkan sebagai jendela, maka diafragma adalah kiray / gordyn yang dapat dibuka atau ditutup untuk menyesuaikan banyaknya cahaya yang masuk. Pada kamera aperture dilambangkan dengan huruf F dan dengan satuan sebagai berikut:

f/1.2
f/1.4
f/1.8
f/2.0
f/2.8
f/3.5
f/4.0
dst...

Semakin kecil angka satuan maka akan semakin besar bukaan lensa ( f/1.4 lebih besar bukaannya dibandingkan dengan f/4.0 ).


Gambar Aperture pada lensa

Jadi, korelasi antara shutter speed dan aperture adalah bahwa semakin besar bukaan lensa, maka shutter speed akan semakin cepat, sebaliknya semakin kecil bukaan lensa, maka shutter speed akan semakin melambat.







Mode pada kamera DSLR


Setiap kamera punya istilah masing - masing untuk pengaturan mode. Berikut dijelaskan untuk beberapa tipe kamera saja.


Pada kamera Nikon D70 terdapat 11 mode pemotretan:

M= Full Manual


Pada mode ini pengaturan kamera sepenuhnya manual, baik shutter speed, aperture, ISO, dsb.

A= Aperture Priority


Pada mode ini aperture dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun shutter speed akan mengimbangi secara otomatis akan kebutuhan cahaya sesuai dengan besar aperture.


S= Shutter Priority

Pada mode ini shutter speed dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun aperture akan mengimbangi secara otomatis kebutuhan cahaya yang sesuai dengan shutter speed.

P= Program


Pada mode ini baik aperture maupun shutter speed akan mengkalkulasi secara otomatis sesuai dengan kebutuhan cahaya, hanya saja pada mode ini tingkat exposure dapat diatur sesuai dengan kehendak.

Auto


Mode auto merupakan mode dimana kamera secara penuh mengatur akan segala kebutuhan pengaturan, dengan kata lain pada mode ini fotografer tinggal "jepret" saja.

Portrait


Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan portrait ( foto manusia ), seperti penggunaan tonal warna untuk skin tone, dsb.

Landscape

Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan ( landscape), seperti tone warna yang lebih vivid atau lain sebagainya.

Macro

Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto macro ( jarak dekat sehingga objek tampak lebih besar ), seperti fokus lensa yang lebih disesuaikan.

Moving Object


Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan pemotretan objek yang bergerak, sehingga fokus lensa akan lebih cepat bergerak menyesuaikan dengan pergerakan objek.

Night Landscape


Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan pada malam hari.

Night Portrait


Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto portrait malam hari atau cahaya redup.



Pada kamera Canon 350D terdapat 12 mode pemotretan:

A-DEP= Automatic Depth of Field


Pada mode ini, pengaturan fokus foreground dan background diatur secara otomatis oleh kamera sehingga lebih memungkinkan untuk menghasilkan foto yang tajam baik pada foreground maupun background.

M= Full Manual


Pada mode ini pengaturan kamera sepenuhnya manual, baik shutter speed, aperture, ISO, dsb.

Av= Aperture Value Priority


Pada mode ini aperture dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun shutter speed akan mengimbangi secara otomatis akan kebutuhan cahaya sesuai dengan besar aperture.

Tv= Time Value Priority


Pada mode ini shutter speed dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun aperture akan mengimbangi secara otomatis kebutuhan cahaya yang sesuai dengan shutter speed.

P= Program


Pada mode ini baik aperture maupun shutter speed akan mengkalkulasi secara otomatis sesuai dengan kebutuhan cahaya, hanya saja pada mode ini tingkat exposure dapat diatur sesuai dengan kehendak.

Auto

Mode auto merupakan mode dimana kamera secara penuh mengatur akan segala kebutuhan pengaturan, dengan kata lain pada mode ini fotografer tinggal "jepret" saja.

Portrait

Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan portrait ( foto manusia ), seperti penggunaan tonal warna untuk skin tone, dsb.

Landscape

Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan ( landscape), seperti tone warna yang lebih vivid atau lain sebagainya.

Macro

Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto macro ( jarak dekat sehingga objek tampak lebih besar ), seperti fokus lensa yang lebih disesuaikan.

Moving Object


Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan pemotretan objek yang bergerak, sehingga fokus lensa akan lebih cepat bergerak menyesuaikan dengan pergerakan objek.

Night Scene


Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pada malam hari.

No Flash


Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun apabila pada mode auto lainnya built in flash akan otomatis pop up apabila cahaya dirasa kurang, pada mode ini built in flash tidak akan menyala sama sekali, sehingga shutter speed dan aperture akan lebih berperan untuk mengimbangi kebutuhan cahaya.


Pengaturan Cahaya

Setiap kamera memiliki light meter yang berfungsi mendeteksi intensitas cahaya. Sebelum menekan tombol shutter, apabila menggunakan kamera pada mode manual ada baiknya memperhatikan exposure meter terlebih dahulu.
Berikut gambar exposure indicator:


Tampak pada gambar di atas bar yang mengindikasikan exposure. Apabila ingin menghasilkan foto dengan cahaya yang baik, letakan bar pada posisi tengah ( normal exposure ), namun apabila menghasilkan foto yang lebih terang, geser bar ke arah tanda + ( menjadi over exposure ), dan sebaliknya, untuk hasil foto yang lebih gelap geser bar ke arah - ( menjadi under exposure )



Setelah mengetahui sekilas tentang dasar fotografi, sekarang mari belajar teknik dasar fotografi.

Depth of Field a.k.a DOF

Depth of field atau sering disingkat menjadi DOF merupakan salah satu teknik fotgrafi yang paling dasar. Setiap foto memiliki kedalaman ( depth ) yang terbagi atas foreground ( depan ) dan background ( belakang ). Fokus pada lensa kamera dapat dikendalikan atau diarahkan pada objek tertentu. Pengendalian Depth of Field berguna untuk membatasi fokus pada foto dan lebih memberi kesan hidup pada foto.
Contoh berikut menunjukan DOF pendek dengan fokus pada foreground:

Contoh berikut menunjukan DOF pendek dengan fokus pada background:
Spoilerfor foto 2: 



Contoh berikut menunjukan foto DOF panjang / dalam, dengan fokus pada foreground dan background.

Berikut contoh perbandingan hasil foto pada panjang fokal lensa dan diafragma yang berbeda:
Spoilerfor tabel perbandingan: 


Freeze


Spoilerfor Freeze: 
Setelah memahami DOF yang berkaitan dengan aperture, kali ini akan dijelaskan tentang freeze, dimana sangat berkaitan erat dengan shutter speed. Foto freeze bertujuan untuk mengabadikan suatu moment dengan gerakan cepat sehingga dapat tertangkap oleh kamera sebagai gambar diam, seperti foto tetesan air, ledakan, atau foto ketika orang sedang melompat dan lain sebagainya. Yang paling utama dalam mendapatkan foto freeze adalah mengatur shutter speed secepat mungkin ( misal 1/500 detik, 1/1000 detik, hingga 1/8000 detik ). Karena tuntutan shutter speed yang cepat, maka tentunya cahaya yang dibutuhkan sangat banyak, maka dari itu biasanya foto freeze amatir lebih banyak dilakukan di ruang terbuka pada siang hari dimana cahaya matahari bersinar terang. Bukan tidak mungkin untuk memperoleh foto freeze pada malam hari atau cahaya yang minim, namun peralatan pendukung mutlak diperlukan seperti flash atau bahkan lampu studio dengan kecepatan singkronisasi yang tinggi pula.

Berikut contoh foto freeze:
 foto 1 ( dengan flash ): 



Pertanyaan yang sering dilontarkan:

1. Mengapa foto yang dihasilkan gelap? Jawab: Karena cahaya yang ada kurang memadai, sehingga foto menjadi under exposure. Coba untuk naikan ISO agar shutter speed dapat menjadi lebih cepat.

2. Mengapa masih tampak pergerakan / gambar yang dihasilkan buram? Jawab: Bisa jadi karena shutter speed kurang cepat mengimbangi kecepatan objek, namun apabila buram bisa jadi juga karena fokus lensa tidak tepat jatuh pada objek


Movement: 

Bertentangan dengan foto freeze, foto movement bertujuan memperlihatkan pergerakan objek dengan shutter speed yang rendah, sehingga pergerakan objek dapat tampak pada hasil foto. Shutter speed yang digunakan cenderung rendah agar pergerakan objek dapat terekam ( misal 1/5 detik, 1 detik, dst ), namun yang patut diperhatikan adalah kamera harus tetap dalam posisi statis agar background daripada objek tetap fokus walaupun shutter speed lambat.

Berikut contoh foto movement:
 foto 1: 


 foto 2: 

Pertanyaan yang sering dilontarkan:

1. Mengapa foto menjadi putih dan gambar tidak jelas? Jawab: Cahaya pada saat pengambilan foto surplus, sehingga menjadi over exposure. Untuk mensiasatinya, perkecil bukaan lensa dengan menaikan aperture.
2. Mengapa foto menjadi buram semua? Jawab: Karena kamera mengalami pergerakan pada saat shutter terbuka, sehingga gambar yang dihasilkan menjadi blur. Untuk menghindari hasil yang blur, gunakan tripod atau letakan kamera pada tempat yang statis dan stabil.


Panning


Spoilerfor Panning: 
Mirip dengan metode foto movement, namun dalam foto panning gerakan objek lebih ditampilkan melalui background yang bergerak. Prinsip dasar foto panning sama dengan foto movement, hanya saja pada saat pemotretan, kamera ikut bergerak mengimbangi gerakan objek, sehingga objek tetap fokus namun background yang dihasilkan bergerak.
Contoh foto panning:
Spoilerfor foto1: 



Cara foto panning:
Bidik sasaran bergerak ( pada umumnya mobil ), tekan tombol shutter 1/2 agar fokus mengunci objek, gerakan kamera mengikuti objek seketat mungkin agar objek tetap fokus, sekiranya dirasa gerakan kamera sudah mengimbangi gerakan objek, tekan tombol shutter penuh dengan kamera yang tetap bergerak mengikuti objek.
Pertanyaan yang sering dilontarkan:
1. Mengapa foto buram semua? Jawab: Bisa jadi karena gerakan kamera tidak sesuai dengan gerakan objek. Cobalah percepat shutter speed dan coba untuk mengikuti gerakan objek seketat mungkin.
2. Mengapa foto fokus semua? Jawab: Bisa jadi karena shutter speed terlalu cepat dan atau kamera kurang digerakan pada saat pemotretan.

Bulb

Spoilerfor bulb: 
Foto bulb dapat diperoleh melalui mode manual dengan mengatur shutter speed pada setting paling lambat ( BULB ), dimana shutter akan terus terbuka selama tombol ditekan dan akan menutup kembali pada saat tombol dilepas. Yang patut diperhatikan pada foto bulb adalah posisi kamera yang mutlak harus statis, maka gunakanlah tripod untuk menghasilkan foto bulb.

Contoh foto bulb pada lalu lintas kota malam hari:
foto 1: 



Contoh foto bulb dengan menggunakan senter atau sumber cahaya yang digerakkan:
foto 2: 



Bila ada pertanyaan, silahkan diajukan...